Blog

new normal
Artikel Info

Beradaptasi dengan New Normal: Perubahan Gaya Hidup di Tengah Pandemi

Istilah new normal kian santer terdengar selama beberapa waktu terakhir. Pasalnya, pandemi COVID-19 di Indonesia yang awalnya diyakini akan sirna dengan kasus terus menurun pasca lebaran Idul Fitri ternyata hingga kini tidak menunjukkan hasil yang demikian. Pada pertengahan Mei yang lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bahkan menyatakan bahwa masyarakat Indonesia harus hidup berdampingan dengan virus Corona.

Cara Baru Menjalani Kehidupan

Pandemi COVID-19 memukul telak berbagai aspek kehidupan nyaris seluruh negara di dunia. Perubahan cara hidup masyarakat pun ikut terimbas. Terlebih lagi dengan adanya pernyataan dari organisasi kesehatan berskala dunia, WHO, bahwa virus Corona tidak akan pernah hilang, mau tidak mau masyarakat pun kini harus mulai menyesuaikan diri untuk tetap menjalani kehidupan.

Kondisi ini juga berlaku di Indonesia. Pemerintah gencar mengumandangkan new normal (dalam bahasa Indonesia disebut ‘kenormalan baru’), yakni sebuah tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19. Secara umum, tatanan baru yang dimaksud adalah membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam skala yang lebih luas dan dilakukan secara masif.

Hal yang melatarbelakangi gagasan ini tak lain adalah keperluan untuk tetap menjaga produktivitas dengan cara-cara yang aman selama masa kritis ini yang juga belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Dalam kata lain, new normal dinilai sebagai sebuah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.

Syarat Perwujudan Tatanan Baru dalam New Normal 

Konsep new normal dibuat dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah dengan melihat kondisi (aspek epidemologi) dan kesiapan masing-masing daerah sehingga penambahan kasus positif COVID-19 dapat ditekan.

Adapun menurut WHO, syarat sebelum suatu negara memberlakukan new normal adalah dengan membuktikan bahwa negara tersebut mampu mengendalikan penularan virus Corona. Pengendalian tersebut harus dapat diterapkan di tempat atau area yang mempunyai kerentanan tersendiri seperti wilayah padat penduduk, panti jompo, fasilitas kesehatan, tempat kerja, dan sebagainya.

Selain itu, WHO juga merumuskan beberapa syarat lainnya sebelum diimplementasikannya new normal. Selengkapnya, berikut adalah enam syarat yang ditetapkan WHO menuju transisi new normal.

  1. Negara melalui pemerintah dapat membuktikan bahwa transmisi virus Corona sudah dikendalikan.
  2. Adanya ketersediaan rumah sakit atau sistem kesehatan pendukung untuk melakukan identifikasi, uji, isolasi, pelacakan kontak, dan karantina pasien COVID-19.
  3. Risiko penularan wabah COVID-19 telah terkendali khususnya di tempat yang memiliki potensi tinggi untuk terdampak.
  4. Diberlakukannya langkah-langkah dasar pencegahan di lingkungan kerja seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan menjaga etika ketika batuk.
  5. Melakukan pencegahan kasus impor virus Corona.
  6. Mengimbau masyarakat luas untuk turut serta berpartisipasi dan terlibat dalam transisi.

Protokol Kesehatan dalam New Normal

Di samping usaha pemerintah yang gencar dalam melakukan berbagai tindakan strategis, kedisiplinan masyarakat juga sangat penting untuk menentukan keberhasilan new normal. Adapun protokol kesehatan yang perlu mulai dibudayakan masyarakat dalam rangka hidup berdampingan dengan virus Corona adalah sebagai berikut.

1) Mencuci Tangan

Imbauan dan panduan mengenai cuci tangan sudah masif digaungkan sejak awal merebaknya wabah COVID-19 hingga kini. Beberapa poin penting terkait protokol ini antara lain sebagai berikut.

  1. Menggunakan air bersih yang mengalir.
  2. Menggunakan sabun.
  3. Menggosok punggung tangan dan bagian dalam tangan serta sela-sela dan ujung jari.
  4. Mencuci tangan sesering mungkin.
  5. Gunakan hand sanitizer bila dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mencuci tangan.
  6. Hindari Menyentuh Wajah

Wajah adalah area yang menjadi pintu masuk virus Corona ke dalam tubuh, baik melalui mata, hidung, maupun mulut. Oleh karena itu, minimalkan gerakan menyentuh wajah terutama dalam kondisi tangan yang belum bersih.

Baca juga: Kenali Gejala Corona sebagai Perlindungan Diri dan Keluarga

2) Menerapkan Etika Batuk dan Bersin

Batuk dan bersin merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan virus dari dalam tubuh.

  1. Gunakan tisu atau bagian dalam lengan jika batuk atau bersin
  2. Segera buang tisu tersebut dan bersihkan permukaan yang tercemar percikan batuk atau bersin
  3. Segera cuci tangan sesuai protokol
  4. Jangan menyentuh wajah (sebelum mencuci tangan)
  5. Menggunakan Masker

Protokol ini terutama sangat penting untuk ditaati seseorang yang memiliki gejala sakit atau gangguan pernapasan. Gunakan masker medis jika akan keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Adapun masker tersebut hanya dapat digunakan satu kali dan langsung buang di tempat sampah tertutup setelahnya.

Masker kain juga dapat digunakan terutama bagi individu yang sehat. Masker ini dapat digunakan kembali tetapi dengan catatan harus dicuci bersih terlebih dahulu setelah dipakai.

3) Menjaga Jarak Secara Fisik

Penting untuk menjaga jarak dengan orang lain setidak-tidaknya sejauh satu meter dalam masa ini. Selain itu, physical distancing juga termasuk untuk menghindari kerumunan, meminimalkan kontak fisik dengan orang lain, dan sebagainya.

4) Isolasi Mandiri

Individu yang merasa tidak sehat dan bergejala seperti demam, batuk, pilek, sesak napas, dan nyeri tenggorokan dianjurkan untuk secara sadar melakukan isolasi mandiri di rumah.

5) Menjaga Kesehatan

Menjaga kesehatan fisik dan mental perlu dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur di rumah, dan berjemur sinar matahari selama beberapa menit.

Jadi, sudah siap untuk mulai menjalani new normal?

Sumber Gambar: Unsplash

Bagikan Artikel ini:

WhatsApp Konsultasikan di nomor Whatsapp Kami