Tahun lalu, aplikasi Clubhouse sempat populer di kalangan para influencer dalam mapupun luar negeri. Popularitas ini membuat Clubhouse mulai diminati dan banyak yang menggunakannya. Apalagi Clubhouse hadir di masa pandemi ketika banyak orang mulai bosan dengan kebijakan pembatasan aktivitas luar rumah dan PPKM.
Clubhouse jadi salah satu pelarian agar orang tetap bisa berinteraksi meskipun tidak bisa meninggalkan rumahnya. Menawarkan fitur menarik berbasis audio, Clubhouse sempat disebut-sebut sebagai generasi baru podcast yang juga populer ketika pandemi berlangsung.
Seiring berjalannya waktu, bukannya tambah populer Clubhouse justru semakin ditinggalkan. Padahal jika dilihat betapa tingginya hype pengguna pada aplikasi ini di awal kemunculannya, banyak yang menyangka Clubhouse akan menggantikan posisi Instagram.
Lalu, apa yang menyebabkan aplikasi ini tidak lagi populer?
Menurunnya Popularitas Aplikasi Clubhouse
Setidaknya ada beberapa hal yang diduga menjadi faktor mengapa Clubhouse tidak lagi diminati. Di antaranya:
1. Berakhirnya Masa Pandemi
Kurangnya interaksi dengan orang lain dan dunia luar selama pandemi dalam waktu lama membuat orang menjadi sangat bosan. Begitu Clubhouse hadir, aplikasi ini seperti mengatasi kebosanan tersebut dan membuat kita bisa berkomunikasi dengan banyak orang dalam satu waktu.
Namun begitu banyak orang menerima vaksin dan kehidupan mulai normal, Clubhouse seperti tidak relevan lagi. Banyak yang lebih menyukai interaksi di dunia nyata dibanding hanya mendengarkan suara orang lain melalui aplikasi.
2. Banyak yang Berbohong
Diakui atau tidak, banyak orang yang menyembunyikan jati dirinya ketika berinteraksi di Clubhouse. Hal ini karena image Clubhouse yang dikenal sebagai “mainan” kaum elite, influencer, dan para pengusaha muda. Latar belakang kehidupan yang dianggap tidak terlalu sukses membuat beberapa orang segan dan menyembunyikan pekerjaan asli mereka.
Banyak yang mengaku-ngaku menjadi pengusaha, mentor motivasi, hingga pegawai startup. Kenyataannya, orang-orang tersebut mungkin malah tidak memiliki kesempatan untuk bermain Clubhouse mengingat pekerjaan mereka menyita cukup banyak waktu.
3. Hanya Berlaku untuk Pengguna iPhone
Eksklusivitas yang ditawarkan Clubhouse untuk pengguna iPhone ternyata menjadi salah satu penyebab aplikasi ini mulai ditinggalkan. Ya, jika tidak memiliki gadget ini, kita tidak bisa menikmati fitur yang ditawarkan Clubhouse karena aplikasi hanya kompatibel dengan produk Apple.
Meskipun saat ini versi Android telah dirilis, namun orang tidak lagi berminat pada aplikasi Clubhouse dan lebih tertarik dengan aplikasi media sosial lain seperti Tiktok atau Telegram.
4. Banyak Room yang Membahas Topik Membosankan
Kurangnya sistem moderasi dan filter di Clubhouse membuat siapa saja bebas membuat discussion room dengan topik yang diminati. Awalnya, kebanyakan room membahas topik terkini seperti Covid-19 hingga ekonomi dunia. Tetapi seiring berjalannya waktu, orang mulai kehabisan topik sehingga membahas hal-hal yang tidak penting.
Beberapa room bahkan membahas sesuatu yang benar-benar sepele dan tidak membutuhkan pendapat orang seperti “How to Boil Eggs,” atau “Maling Sandal” yang sempat dipopulerkan oleh Arief Muhammad.
5. Tidak Semua Orang Punya Waktu Luang
Berakhirnya masa pandemi dan diangkatnya status PPKM di sejumlah kota membuat orang kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kehidupan di dunia nyata ini membuat orang tidak lagi membutuhkan Clubhouse untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, Clubhouse merupakan aplikasi yang membutuhkan komitmen.
Untuk ada di sebuah room, kita harus siap berdiskusi dalam waktu lama dan mengabaikan aktivitas lain. Hal ini tentu saja tidak relevan bagi kebanyakan orang sebab di dunia nyata, mereka memiliki banyak kewajiban yang lebih penting dan harus diselesaikan daripada duduk mendengarkan orang berargumen di Clubhouse tanpa melakukan apapun.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi Clubhouse bukan lagi sesuatu yang dibutuhkan orang. Mengingat fitur yang ditawarkan tidak terlalu istimewa jika dibandingkan aplikasi media sosial lain, tidak heran apabila Clubhouse belum bisa bertahan lama dan mulai banyak ditinggalkan orang.
Untuk bisa relevan dengan kehidupan pasca PKM dan pandemi, mungkin Clubhouse bisa menambahkan fitur-fitur baru yang menarik supaya bisa bertahan di tengah gempuran aplikasi baru yang muncul beberapa bulan belakangan.
Pict by: clubhouse.com