Kehadiran sebuah sistem informasi dalam suatu perusahaan dan pemerintahan di masa sekarang sangatlah krusial. Teknologi IT ini memberi keuntungan terutama dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja, seperti percepatan birokrasi, pengambilan keputusan yang lebih cepat, optimalisasi sumber daya, penghematan biaya operasional, dan lain-lain.
Selaras dengan pemenuhan manfaat tersebut, kebutuhan pengembangan sistem informasi pun turut meningkat. Sebuah sistem informasi akan semakin kompleks guna semakin menyederhanakan tugas-tugas yang dilakukan oleh tenaga manusia. Dengan demikian, pada akhirnya nanti tenaga manusia akan lebih banyak digunakan untuk menyelesaikan urusan yang lebih substansial.
Apa yang Dimaksud dengan Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan dari berbagai bagian unsur atau entitas yang digunakan untuk mengolah masukan atau input menjadi sebuah keluaran atau output. Masukan dan keluaran yang dihasilkan dapat berupa data mentah atau telah utuh menjadi sebuah informasi—tergantung dari pemrosesan yang dirancang bekerja dalam sistem tersebut.
Sementara itu, informasi merupakan hasil pengolahan data yang digunakan untuk sebuah keperluan tertentu. Adapun yang dimaksud data merupakan fakta mentah yang belum diolah dan tidak dapat memberikan rangsangan bagi penggunanya untuk melakukan tindakan.
Dengan demikian, sebuah sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk memproses masukan yang diberikan menjadi sebuah keluaran tertentu yang dihasilkan. Adapun tahap lebih lanjut dari sebuah sistem informasi adalah SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang memiliki kompleksitas lebih tinggi dengan tujuan akhir digunakan untuk kebutuhan analisis dan pengambilan keputusan.
Apa yang Dimaksud dengan Pengembangan Sistem Informasi?
Seperti namanya, pengembangan sistem informasi atau yang biasa dikenal dengan istilah SLC (Systems Life Cycle) atau SLDC (Software Development Life Cycle) adalah sebuah proses pembuatan dan pengubahan sistem berikut model dan metodologi yang digunakan. Dalam kata lain, sebuah SDLC adalah penyusunan sebuah sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama, baik secara keseluruhan maupun hanya parsial.
Pengembangan sistem informasi umumnya dilakukan karena adanya permasalahan yang tak dapat diakomodasi oleh sistem lama. Seperti contoh, rumah sakit tempat Anda bekerja melakukan perombakan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) lantaran aplikasi yang sebelumnya tidak dapat melakukan bridging dengan BPJS. Mengingat fakta bahwa pemerintah telah mewajibkan hal tersebut, maka mau tak mau pihak RS harus menyesuaikan SIMRS yang telah dimilikinya.
Adapun dalam melakukan sebuah pengembangan sistem informasi, tim terkait akan terdiri atas beberapa personel, yakni project coordinator, system analyst and design, network designer, programmer, technician (hardware), administrator, software tester, graphic designer, dan documenter.
Baca juga: Pentingnya Tahapan Penetration Test Pada Website dan Aplikasi Mobile
Tahapan Pengembangan Sistem Informasi
Sebuah pengembangan sistem informasi terdiri atas enam tahapan penting, yakni survei sistem, analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan perubahan dan pemeliharaan.
1) Survei Sistem
Tahap SDLC ini juga terdiri dari tiga poin utama: identifikasi sistem, seleksi, dan perencanaan sistem.
1) Identifikasi Sistem
Proses ini adalah untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi perusahaan dan sistem yang dimilikinya. Tim kemudian akan mencari peluang apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
2) Seleksi
Tahap seleksi akan menerapkan poin-poin evaluasi pada proyek pengembangan tersebut guna memastikan solusi yang diciptakan sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan.
3) Perencanaan Sistem
Langkah ini merupakan langkah pengembangan rencana formal untuk mulai mengerjakan dan mengimplementasikan konsep pengembangan sistem informasi yang sudah dipilih.
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan sistem adalah sebuah teknik memecahkan masalah dengan cara melakukan dekomposisi komponen-komponen penyusun sistem tersebut. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana cara kerja tiap komponen serta interaksi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Beberapa aspek yang perlu menjadi target analisis kebutuhan dalam pengembangan sistem informasi antara lain business users, analisis jabatan, proses bisnis, aturan yang disepakati, masalah dan solusinya, business tools, dan rencana bisnis (business plan).
3) Perancangan
Perancangan atau desain pengembangan sistem dimaksudkan memberikan blueprint lengkap sebagai guideline bagi tim IT (terutama programmer) dalam membuat aplikasi. Dengan demikian tim IT pun tak lagi mengambil keputusan atau bekerja dengan cara sporadis.
4) Implementasi
Tahap pengembangan sistem informasi ini adalah mengerjakan pengembangan yang sudah dirancang sebelumnya.
5) Pengujian
Sebuah sistem perlu dilakukan pengujian untuk memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan telah sesuai atau belum dengan hasil yang diharapkan. Pengujian yang diterapkan bermacam-macam, seperti performa, efisiensi input, sintaks (logika program), output, dan sebagainya.
Tahap pengembangan sistem informasi ini membutuhkan persiapan berbagai aspek pendukung. Selain aplikasi, kesiapan perangkat keras dan beberapa fasilitas terkait lainnya juga perlu disiapkan. Adapun dalam implementasi, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain migrasi data (konversi), pelatihan untuk user, dan uji coba.
6) Perubahan dan Pemeliharaan
Langkah ini mencakup seluruh proses dalam rangka menjamin keberlangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan sistem. Di samping memantau sistem pada waktu tertentu, maintenance juga mencakup aktivitas antisipasi gangguan kecil (bug), penyempurnaan sistem, dan antisipasi terhadap beberapa risiko dari faktor luar sistem.
Demikianlah informasi mengenai pengembangan sistem informasi atau SDLC. Semoga bermanfaat!
Sumber Gambar: Unsplash
Bagikan Artikel ini :