Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona masih belum menunjukkan pertanda yang signifikan mengenai kapan akan memasuki fase tenang. Rasa cemas dan stres pada sebagian besar kelompok masyarakat pun semakin meningkat. Pasalnya, virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok ini juga terus mengalami mutasi yang seakan siap menggerus habis kehidupan umat manusia.
Setidaknya, ada beberapa hal yang menyebabkan COVID-19 menjadi sedemikian mengkhawatirkan. Pertama, gejala Corona tidak selalu tampak sehingga orang yang tidak merasakan keluhan kesehatan apa pun bisa saja menjadi carrier tanpa sadar. Kedua, penyebaran virus relatif mudah dan cepat terjadi. Ketiga, belum ada pengobatan atau vaksin definitif yang ditemukan untuk mengatasi penyakit ini.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu memiliki pemahaman terkait pandemi ini. Adapun cara paling mudah adalah dengan mengenali gejala Corona.
Gejala Virus Corona Kian Meluas
COVID-19 merupakan penyakit dengan organ paru-paru yang menjadi titik nol infeksi. Namun rupanya, paru-paru dan sistem pernapasan tidak lagi menjadi satu-satunya bagian yang diserang oleh virus Corona. Penelitian menunjukkan bahwa patogen tersebut juga menjangkau lebih luas, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, usus, hingga otak.
Oleh karena itu, gejala Corona kini tidak lagi cukup dibatasi hanya dari terganggunya sistem pernapasan seperti batuk, sesak napas, nyeri tenggorokan, demam, dan pneumonia. Adapun beberapa gejala kunci seseorang yang terinfeksi Corona adalah sebagai berikut.
1) Batuk Kering
Batuk adalah gejala paling umum dari tubuh yang terinfeksi Corona. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa batuk akibat Corona bukanlah batuk karena rasa geli atau gatal di tenggorokan, melainkan terasa seperti berasal dari tulang dada. Tentunya, batuk kering yang menandakan bahwa tabung bronkial teriritasi tersebut sangat mengganggu.
2) Demam
Gejala Corona yang satu ini sedikit agak tricky. Pasalnya, para ahli tidak mematok suhu demam yang dialami lantaran setiap orang boleh jadi mempunyai patokan suhu normal dan demam yang berbeda-beda. Adapun untuk menyikapi ini, pengecekan suhu tubuh disarankan untuk dilakukan pada sore dan menjelang petang.
3) Menggigil dan Tubuh Nyeri
Menggigil dan rasa nyeri pada tubuh (seperti otot yang terasa pegal) akibat Corona tidak jauh berbeda seperti tanda-tanda yang dialami saat flu ringan. Namun, salah satu pembeda antara keduanya adalah jangka waktu. Bila keluhan menggigil dan nyeri tidak juga hilang dalam kurun waktu satu minggu ditambah dengan keluhan tubuh lainnya, boleh jadi Corona adalah penyebabnya.
4) Napas Pendek
Gejala ini biasanya muncul sebagai pertanda bahwa penyakit sudah mencapai tahap yang serius meski tanpa diiringi batuk. Bila dada mulai terasa sesak seolah diikat dan bernapas menjadi begitu sulit, jangan tunda lebih lama untuk meminta bantuan medis. Selain itu, beberapa tanda darurat lain yang muncul adalah bibir atau wajah yang mulai kebiruan karena minimnya pasokan oksigen dan rasa sakit atau tekanan pada dada yang terus-menerus.
5) Pencernaan Bermasalah
Sebuah studi menemukan bahwa beberapa penderita COVID-19 mengalami masalah pencernaan (diare) di fase awal terinfeksi meski tidak disertai demam. Adapun pasien yang mengalami kondisi pencernaan bermasalah ini umumnya terlambat menjalani tes dibandingkan mereka yang mengalami gejala sesak napas. Pun penderita dengan gejala masalah pencernaan ini relatif lebih sulit untuk menyingkirkan virus Corona dari tubuhnya.
6) Mata Merah
Beberapa negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan menemukan sebanyak 1 sampai 3 persen penderita COVID-19 menunjukkan gejala berupa mata berwarna merah muda alias konjungtivitis. Kondisi ini terjadi karena virus telah mencapai lapisan konjungtiva, yakni lapisan jaringan tipis dan transparan yang menutupi bagian putih mata.
7) Kehilangan Kemampuan Indra Penciuman dan Pengecap
Gejala Corona ini merupakan gejala yang tidak biasa dan terjadi pada penderita dengan tingkat kasus ringan hingga sedang. Selain tak dapat mengenali bau dan rasa, penderita biasanya juga akan mengalami penurunan nafsu makan.
8) Kelelahan
Kelelahan ekstrem juga dapat menjadi tanda awal seseorang terinfeksi Corona. Menurut data WHO, hampir 40 persen dari 6.000 penderita COVID-19 mengalami kondisi ini. Rasa lelah tersebut bahkan dapat terus berlangsung cukup lama setelah virus hilang dari tubuhnya.
Sebagai catatan, gejala Corona biasanya muncul di masa inkubasi, yakni sekitar 2 hingga 14 hari sejak kali pertama seseorang terpapar virus.
Baca juga: Beradaptasi dengan New Normal: Perubahan Gaya Hidup di Tengah Pandemi
Kelompok Tertentu Lebih Berisiko
COVID-19 dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa kelompok tertentu memiliki risiko lebih besar. Adapun beberapa kelompok yang dimaksud menurut CDC adalah sebagai berikut.
- Berusia 65 tahun ke atas.
- Orang dengan kondisi imun lemah (perokok, penderita HIV/AIDS yang tidak terkontrol dengan baik, penderita kanker yang menjalani perawatan, orang yang melakukan transplantasi sumsum tulang atau organ, penderita defisiensi imun, orang yang mengonsumsi obat kortikosteroid berkepanjangan).
- Penderita asma sedang hingga berat atau penyakit paru kronis.
- Penderita diabetes.
- Orang yang mengalami obesitas berat.
- Memiliki gangguan pada organ hati.
- Orang dengan penyakit ginjal kronis dan menjalani cuci darah.
Kesehatan tubuh adalah tanggung jawab masing-masing individu. Karena itu, selalu jaga diri sendiri dan orang-orang tersayang khususnya dari berbagai risiko kesehatan terutama seperti COVID-19 yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi saat ini.
Sumber Gambar: Pixabay
Bagikan Artikel ini: