Berita mengenai maraknya kasus WhatsApp disadap dan diretas oleh pelaku kejahatan siber demi keuntungan pribadi menjadi salah satu topik bahasan menarik. Pada dasarnya, penyadapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan peretasan. Penyadapan dilakukan dengan memantau aktivitas pengguna WhatsApp. Umumnya, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kata sandi yang akan digunakan untuk mengambil alih akun WhatsApp.
WhatsApp sendiri tercatat sebagai satu aplikasi pesan instan populer yang banyak diinstal oleh pengguna ponsel di seluruh dunia. WhatsApp menawarkan fitur berkirim pesan, gambar, dokumen, panggilan suara, dan panggilan video. Meskipun telah dibekali fitur keamanan, risiko kebocoran data dan informasi penting pengguna WhatsApp masih tergolong tinggi.
Kasus penyadapan dan peretasan WhatsApp bisa dialami oleh siapa pun. Sejumlah tokoh penting, seperti pengusaha, pejabat, polisi, dan selebritas juga menjadi sasaran pelaku kejahatan siber. Bahkan, CEO Amazon Jeff Bezos dan sineas Indonesia, Garin Nugroho pernah menjadi korban peretasan WhatsApp.
Begini Langkah Sederhana Untuk Menghindari WhatsApp Disadap
Agar akun WhatsApps terhindar dari pembajakan yang dilakukan oleh penjahat siber, pastikan untuk menerapkan sejumlah langkah pencegahan berikut ini.
Lakukan Enkripsi End-to-End
Enkripsi end-to-end atau disingkat E2EE merupakan sistem komunikasi yang dirancang untuk memastikan bahwa data atau pesan hanya dapat dilihat atau dibaca oleh pengguna yang tengah berkomunikasi. Supaya obrolan yang Anda kirim kepada orang lain atau sebaliknya aman dari penyadapan dan peretasan, gunakan fitur enkripsi end-to-end yang disediakan oleh WhatsApp. Cara mengaktivasi fitur ini sangat mudah, yakni dengan mengetuk nama kontak kemudian pilih simbol huruf i di dalam lingkaran. Setelahnya pilih enkripsi dan aktifkan. Gunakan kode QR atau kode 60 digit untuk memastikan pesan atau panggilan telah terenkripsi.
Hindari Klik Tautan Tak Dikenal
Banyak pengguna WhatsApp menjadi korban penyadapan dan peretasan akun setelah mengklik tautan tak dikenal. Meskipun WhatsApp secara otomatis menandai tautan mencurigakan untuk diperiksa, Anda tetap harus melindungi keamanan privasi. Jika Anda mendapatkan tautan acak yang mencurigakan dari kontak, maka hindari melakukan klik. Sebaiknya, tanyakan lebih dulu mengenai link tersebut kepada pengirim. Apabila kontak tidak merasa mengirimkan link tersebut, segera hapus pesan tersebut.
Ubah Pengaturan Privasi
Untuk meminimalisasi risiko WhatsApp disadap, ubah pengaturan privasi. WhatsApp menyediakan sejumlah opsi untuk membagikan foto profil, detail profil, waktu terakhir online, hingga status kepada kontak yang diinginkan. Anda juga dapat memilih “hanya kontak” jika ingin membagikan status, nomor telepon, dan foto profil kepada kontak yang tersimpan di ponsel. Nomor yang belum tersimpan, tidak akan bisa melihat informasi apa pun mengenai akun WhatsApp Anda. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa melakukan block pada nomor asing yang mencurigakan.
Baca juga: Mengenal Web Phising: Pengertian, Cara Kerja, dan Cara Mengatasinya
Nonaktifkan WhatsApp Saat Ponsel Hilang
Kebanyakan orang akan panik saat kehilangan ponsel. Namun, pastikan Anda berpikir jernih untuk menonaktifkan WhatsApp sebelum orang lain meretas akun dan mendapatkan akses ke seluruh data pribadi Anda. Terdapat dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menonaktifkan WhatsApp, yakni mengirim email dengan subjek hapus akun ke support WhatsApp atau menggunakan ponsel lain untuk menghapus akun.
Klik Logout Setelah Membuka WhatsApp Web
Sebagian orang cenderung membiarkan akun WhatsApp web terbuka setelah selesai digunakan. Meskipun tampak sepele, hal ini dapat memicu masalah di kemudian hari. Ketika akun Anda dibiarkan, orang lain yang turut menggunakan PC tersebut dapat mengakses seluruh data maupun obrolan Anda. Untuk mencegah peretasan, pastikan untuk mengklik logout atau keluar setelah menggunakan WhatsApp Web.
Mengunci Layar WhatsApp
Untuk melindungi akun WhatsApp dari penyadapan dan peretasan, tak ada salahnya mengaktifkan kunci layar yang tersedia di ponsel Android. Opsi ini memastikan tidak ada orang lain yang dapat membuka akun WhatsAppa, kecuali Anda. Cara mengaktifkan kunci layar dapat dilakukan dengan membuka menu pengaturan kemudian pilih privasi lalu kunci layar. Selanjutnya, daftarkan sidik jari Anda yang nantinya akan digunakan untuk membuka WhatsApp.
Terapkan Verifikasi Dua Langkah
Cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mengamankan akun WhatsApp adalah dengan menerapkan verifikasi dua langkah. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan Anda menambahkan nomor pin untuk memaksimalkan perlindungan akun dari kejahatan siber. Untuk mengaktifkan fitur ini, buka pengaturan kemudian klik akun, pilih verifikasi dua langkah lalu aktifkan. Anda akan diminta untuk menyetel PIN 6 digit dan melakukan konfirmasi PIN. Selanjutnya, masukkan alamat email aktif yang digunakan untuk mengirim tautan penyetelan ulang kata sandi. Untuk menjaga keamanan akun, WhatsApp akan meminta Anda memasukkan PIN secara berkala.
Demikianlah sejumlah cara yang dapat Anda terapkan untuk meminimalisasi risiko akun WhatsApp disadap oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Selain cara di atas, Anda juga bisa menjaga kerahasiaan data dengan mengurangi penggunaan WiFi di ruang publik. Jangan lupa sebarkan informasi ini, ya!
Image by Alfredo Rivera from Pixabay
Bagikan artikel ini: